Minggu, 05 April 2015

aku bukan gapapa tapi...

Sebenarnya bohong jika aku tidak apa2
Bohong jika selama ini aku terlihat tegar didepan kalian
Aku memang terkadang ingin memendam semua ini sendiri
Rasa sakit,kecewa, semua menjadi satu
Tapi ketika rasa kesumpekan menghampiriku ketika aku tak dapat menahan lagi
Aku akan ingat seberapa jauh aku telah bertahan di dalam hidup
Aku tau tidak ada yang mudah didialam hidup ini
Mungkin banyak cercaan yang telah ditimpakan kepadaku
Kadang aku merasa aku sangat hina dengan cercaan itu tapi aku terkadang sangat kuat
Sempat bingung kenapa ada yang membenciku?
Adakah salahku pada kalian? Apakah aku pernah menyakiti kalian seperti kalian menyakitiku seperti ini?
Dulu sempat berpikir aku akan membalas nya tapi lagi2 aku ingat aku tak kan sampai hati menyakiti orang lain

Aku percaya Allah akan memberi jalan terbaiknya
Aku percaya akan kebaikan yang aku berikan Allah pun membalasnya
Ibu bapak disaat aku terpuruk seperti inilah aku memerlukan kalian.untuk menghiburku menjadi semangat hidupku
Ketika aku merasa dunia sangat kejam padaku ketika sikap tak adil teman2ku padaku .


Itu semua becanda kok
Gak usah dimasukkan hati
Inget kamu dari kecil diajarkan ga boleh dendam. Cobalah untuk bersikap baik pada siapapun
Kadang aku tak mau menunjukkan wajah sedihku tapi entah kenapa selalu muncul
Reni kuat kok
Reni pasti bisa
Reni ada Allah menjaga reni dimana pun inget ada malaikat di kanan kiri yang mencatat baik buruknya dirimu
Jangan jangan sekali2 dendam iri, marah pada siapapun
Jika kamu sedih kecewa marah dendam alihkan semua pada Allah.biarlah Allah yang akan mengahapus semua rasa itu
Rasa sakit hati akan hilang jika kamu ingat betapa syangnya Allah padamu
Betapa orangtuamu susah payah mebsarkanmu bukan untuk jd orang pendendam
Biarkan gimanapun orang menilaimu

Tapi yang berhak menilai baik buruknya dalah Allah karena ALLAH adalah hakim yang paling adil

Selasa, 21 Mei 2013

“Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya. Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana.”  >>tere liye

 entah kenapa aku berpikir jika ini dapat diperumpamakan aku(daun) dan kau angin. daun tak pernah sekalipun membenci angin sekalipun angin yang mbuatnya jatuh dia tak pernah mengatakan bahwa dia sangat cinta pada angin, dia hanya ingin menjadi teman terbaik angin sehingga ketika daun mencoba mendekat angin malah membuatnya jatuh. sekiranya seperti itu daun percaya angin tak sengaja melakukannya dan berharap kelak jika angin datang di yang akan datang selanjutnya ketika daun tumbuh lagi.angin dapat mengerti betapa daun ingin menjadi teman terbaiknya saat ini daun tidak terpuruk dalam kesedihan bahkan daun berjanji jika dia ingin bermanfaat bagi yang lain untuk dapat dijadikan pupuk kompos yang diuraikan.

Imada Khoironi

Ya Allah, Aku Jatuh Cinta 
Ya Allah, yang membolak-balikkan hati kami... Selama ini aku tidak pernah tahu bagaimana rasanya mencinta Namun, aku berharap bila cinta hadir menyapaku aku tidak akan kehilangan Engkau  Ya Allah, selama ini aku hanya berharap Semoga bisa mencintai Orang yang memiliki cinta yang luar biasa kepada-Mu Ya Allah, selama ini aku juga berharap Semoga bisa dicintai Oleh orang yang bisa mengarahkanku Menuju keridhaan-Mu  Pintaku ya Allah, Ijinkan aku memiliki rasa ini Hingga ia menjadi indah di dada kami Tanpa mengurangi rasa cinta kami kepada-Mu...  (dikutip dari buku "Ya Allah, Aku Jatuh Cinta"-Burhan Sodiq)

Senin, 22 April 2013

ini ceritaku ceritaku saat menapakkan kakiku di daerah ini. pulau jawa bagian tengah yang secara keseluruhan penduduknya ramah, baik, halus mungkin hampir sama dengan daerah asalku tapi lebih jauh lebih halus tutur katanya walaupun tutur kata tidak menjadi dasar kita saat menilai orang tetaplah ini nilai plus tersendiri. aku disini demi cita citaku dan janjiku pada Allah dan orang tuaku.aku harus jadi insan yang bermanfaat bagi orang lain demi mengabdikan diriku sebagai dokter janjiku pada kakakku tersayang aku ingin kakak sembuh dan berharap jika kelak aku sukses aku ingin mengangkat derajat kedua orang tuaku. memang tujuan hidupku yang pertama adalah beribadah kepada Allah tapi dibawah itu semua aku juga ingin membahagiakan kalian bapak ibuk :* usahaku karena Allah, tapi disini karena kalian, dan perjuanganku demi kalian orang yang mencintaiiku tulus. tak pernah aku temukan dasyatnya selama hidup selain dasyatnya cintamu ibuku.cintamu tak pernah kekang oleh waktu. tak ada perjuangan yang begitu luar biasa selain perjuangan bapak yang mati matian mencari nafkah untuk keluarganya , terima kasih bapak aku janji takkan pernah mengecewakanmu. tak pernah ada kakak yang lebih hebat selain kakakku, luph u mbak dada. aku slalu ingat kata kata mbak saat wisuda "mbak cepet2 wisuda buat kamu dek agar bapak tidak berat dan bapak bisa menyekolahkan kamu ke kedokteran walaupun mbak jadi guru gak apa" jangan siasiakan usaha bapak yang banting tulang selama ini salam rinduku teramat dalam buat kalian aku selalu berdoa tak hanya di dunia aku dapat bersama kalian tapi di Jannah nanti kita bisa berkumpul satu keluarga dengan

Minggu, 20 Januari 2013

lagi pengen nulis nih emang sih hari ini dapat insprirasi dari sisi lain pak habibi yang mengutarakan kesedihannya dalam bentuk tulisan dan pak habibi mengutarakan semua cerita cintanya juga lewat tulisan kini aku juga akan post lewat tulisan insyaallah

JODOHMU cerminan dirimu

Banyak diantara kita yang sebelum menikah, mengangankan pasangan yang kriterianya seperti ini dan seperti itu. Bagi yang telah menikahpun, pasti masih menyimpan sebuah harapan pada pasangannya. Harapan agar pasangannya seperti yang ia idamkan. Salahkah jika kita menetapkan kriteria atau berharap pasangan saat ini sesuai dengan apa yang kita inginkan? Tentu tidak, selama hal itu masih dalam koridor syari’at dan apa yang ia harapkan mampu di penuhi oleh pasangannya. Bagaimana jika harapan itu terlalu tinggi hingga sulit dipenuhi? Seandainya kita tahu, tidaklah Allah memasangkan kita melainkan dengan yang sekufu juga. Bukankah Allah telah berjanji dalam firman-Nya? “ Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula) .” (An Nuur: 26) Jika kita mengharapkan pasangan yang rajin menuntut ilmu, sudahkah kita aktif mendatangi majelis-majelis ilmu? Jika kita mengidamkan pasangan yang halus tutur kata dan perangainya, sudahkah kita sendiri santun dalam berucap dan berbuat? Jika kita mengharapkan pasangan yang rapat menjaga hijab dan kehormatannya serta menundukkan pandangannya dari lawan jenisnya, sudahkah kita menerapkan hal yang sama pada lawan jenis kita? Sungguh jika kita sadar, ketika mengharapkan pasangan dengan segudang kriteria dan kelebihan.. Cobalah bertanya pada diri sendiri, “Sudahkah saya cukup baik untuk mendapatkan yang demikian?”. Ketika kita memimpikan pasangan yang 100% sesuai dengan harapan kita.. Jujurlah pada diri sendiri, “Sudahkah saya memenuhi harapannya akan kriteria pasangan ideal, sempurna 100%?” Bukan berarti mengharap mendapat pasangan yang lebih baik itu terlarang. Yang jadi ganjalan adalah ketika kita muluk-muluk memimpikan si dia yang serba sempurna tanpa cela.. sudahkah kita berkaca? Sudahkah kita melihat pada diri sendiri. Mengukur dan menakar. Pantaskah kita mendapatkan si serba sempurna sementara kita sendiri.. jauh dari kata sempurna? Tidak ada yang salah dengan bermimpi. Asal tetap menjejak pada realita. Jangan sampai mimpi kita justru menghalangi kita untuk bersegera menikah. Karena terlalu sibuk mengejar yang sempurna sehingga melupakan yang biasa namun lebih mampu menjaga kita dari fitnah. Atau bagi yang telah menikah, harapan itu menghalangi kita dari rasa syukur akan hadirnya pasangan yang Allah anugerahkan dalam hidup kita. Terus menuntut pasangan sesuai dengan keinginannya. Jadi, teruslah berusaha, memperbaiki diri dan tak putus berdo’a.. Agar diberikan yang shalih/ah dan menentramkan. Yang terbaik untuk menemani menjalani hari-hari, mewujudkan rumah tangga penuh sakinah di bawah limpahan rahmat-Nya. “ Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya ”. (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160) Karena sesungguhnya jodohmu… adalah cerminan dirimu. ~ Pagi hari yang dingin di timur Jakarta. repost dari http://aisyafra.wordpress.com/2012/10/20/jodohmu-cerminan-dirimu/